Dalam artikel terdahulu telah digambarkan beberapa jenis/type stakeholders perusahaan pertambangan. Setiap type stakeholders memerlukan pendekatan (approach) – sering disebut stakeholder engagement method – yang berbeda; tergantung pada karakteristik dan kepentingan stakeholders tersebut.
Stakeholder engagement method adalah proses komunikasi dan interaksi yang dilakukan perusahaan untuk membangun hubungan yang konstruktif dengan pemangku kepentingan. Metode engagement yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik dan kepentingan setiap stakeholder agar efektif.
Beberapa contoh metode engagement yang dapat digunakan terhadap beberapa jenis/type stakeholders antara lain sebagai berikut (dirangkum dari beberapa sumber):
1. Metode Enggagement Berdasarkan Jenis Stakeholders
Jenis Stakeholders | Metode Engagement |
Pemerintah & Regulator (Kementerian ESDM, KLHK, Pemda, DPR, dll.), |
|
Masyarakat Lokal & Komunitas, |
|
Pemegang Saham & Investor |
|
Karyawan & Serikat Pekerja, |
|
LSM & Aktivis Lingkungan, |
|
Media & Opini Publik, |
|
Pelanggan & Mitra Bisnis (Buyer, Supplier, Vendor, Subkontraktor), |
|
2. Pemilihan Metode Enggagement Berdasarkan Strategi Komunikasi
Metode engagement dapat dibagi menjadi beberapa level, tergantung pada tingkat keterlibatan dan kompleksitas interaksi yang dibutuhkan:
a. Informasi (One-Way Communication) – Memberikan Informasi
Metode ini digunakan untuk stakeholder yang membutuhkan transparansi dan pembaruan berkala, tetapi tidak memerlukan interaksi langsung. Metode engagement dengan cara One-Way Communication ini dapat menggunakan media komunikasi antara lain:
- Laporan tahunan
- Siaran pers
- Website perusahaan
- Publikasi media sosial
b. Konsultasi (Two-Way Communication) – Menerima Masukan
Melibatkan komunikasi dua arah untuk mendapatkan opini, umpan balik, atau tanggapan dari stakeholder. Contoh metode:
- Survei masyarakat
- Forum publik & konsultasi stakeholder
- Public hearings & Focus Group Discussion (FGD)
c. Kolaborasi (Partnership) – Bekerja Sama dengan Stakeholders
Metode ini digunakan untuk stakeholder yang memiliki pengaruh besar atau dampak langsung terhadap operasional perusahaan. Contoh metode:
- Program CSR berbasis kemitraan
- Inisiatif keberlanjutan bersama pemerintah atau LSM
- Joint ventures dengan mitra bisnis
d. Negosiasi & Penyelesaian Konflik
Digunakan untuk stakeholder yang memiliki kepentingan yang bertentangan dengan perusahaan, seperti masyarakat terdampak, serikat pekerja, atau aktivis lingkungan. Contoh metode:
- Mediasi & perundingan industrial
- Dialog tripartit antara perusahaan, pemerintah, dan stakeholder lainnya
- Kompensasi & remediasi bagi masyarakat terdampak
3. Implementasi Strategi Stakeholder Enggagement yang Efektif
a. Stakeholder Mapping
- Menggunakan alat seperti Stakeholder Power-Interest Matrix untuk menentukan tingkat pengaruh dan kepentingan masing-masing stakeholder.
b. Menyesuaikan Metode Engagement
Tidak semua stakeholder membutuhkan pendekatan yang sama. Misalnya:
- Pemerintah memerlukan pendekatan formal seperti pertemuan reguler dan laporan kepatuhan.
- Masyarakat lokal lebih efektif dengan dialog langsung dan program CSR.
- Media membutuhkan strategi komunikasi proaktif melalui siaran pers dan wawancara.
c. Membangun Transparansi & Kepercayaan
Menyediakan informasi yang jujur dan dapat diakses oleh stakeholder untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik.
d. Menggunakan Teknologi Digital
Pemanfaatan media sosial, website, dan aplikasi komunikasi untuk menjangkau stakeholder dengan lebih luas dan cepat.
e. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Melakukan monitoring efektivitas engagement dan menyesuaikan strategi berdasarkan umpan balik dari stakeholder.
Metode Engagement yang Sesuai untuk Setiap Tipe Stakeholders Berdasarkan Hubungan dengan Perusahaan
Stakeholders dalam perusahaan pertambangan dapat dikategorikan berdasarkan sikap dan hubungan mereka terhadap perusahaan, yaitu:
- Supportive Stakeholders → Mendukung operasional perusahaan.
- Neutral Stakeholders → Tidak secara aktif mendukung atau menentang perusahaan, tetapi dapat berubah tergantung situasi.
- Oppositional Stakeholders → Menentang atau berpotensi menghambat operasional perusahaan.
Untuk memastikan strategi engagement yang efektif, perusahaan harus menyesuaikan pendekatan terhadap masing-masing tipe stakeholder.
1. Engagement untuk Supportive Stakeholders
Supportive Stakeholders adalah stakeholders yang mendukung operasional perusahaan, seperti pemegang saham, pemerintah yang mendapatkan pajak, komunitas yang diuntungkan dari program CSR, karyawan yang puas, dan mitra bisnis yang memiliki kepentingan positif. Tujuan utama: Mempertahankan dukungan mereka, meningkatkan keterlibatan, dan memperkuat kemitraan.
- Regular Communication & Recognition → Memberikan informasi berkala tentang perkembangan perusahaan dan mengapresiasi dukungan mereka.
- Metode: Newsletter perusahaan, laporan tahunan, website, email updates.
- Inclusive Decision-Making & Partnership Development → Melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan rasa memiliki.
- Metode: Konsultasi publik, forum diskusi, investor meetings, joint projects.
- Reward & Incentive Programs → Menawarkan insentif atau manfaat bagi stakeholders yang aktif mendukung perusahaan.
- Metode: Program penghargaan untuk karyawan dan mitra bisnis, dividen bagi pemegang saham, kompensasi tambahan bagi masyarakat yang terlibat dalam proyek CSR.
- CSR & Community Engagement Programs → Memperkuat hubungan dengan masyarakat melalui proyek pembangunan berkelanjutan.
- Metode: Program pelatihan tenaga kerja lokal, proyek infrastruktur, program pendidikan dan kesehatan.
Contoh Implementasi:
- Masyarakat yang sudah mendukung perusahaan diberikan akses lebih besar dalam proyek CSR untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
- Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi diberikan pelatihan dan promosi karier untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas.
- Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi diberikan pelatihan dan promosi karier untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas.
2. Engagement untuk Neutral Stakeholders
Neutral Stakeholders adalah stakeholders yang tidak memiliki sikap jelas terhadap perusahaan, seperti media yang netral, akademisi, masyarakat luas yang tidak terdampak langsung, dan beberapa regulator yang tidak memiliki hubungan erat dengan industri tambang. Tujuan utama: Mengubah mereka menjadi stakeholder yang lebih positif atau setidaknya mempertahankan netralitas mereka.
- Proactive Information Sharing & Transparency → Memberikan informasi secara terbuka agar mereka memahami dampak positif perusahaan.
- Metode: Website interaktif, laporan keberlanjutan, infografis media sosial, press releases.
- Educational & Awareness Campaigns → Meningkatkan pemahaman mereka tentang kontribusi industri tambang terhadap ekonomi dan pembangunan.
- Metode: Seminar, workshop, open house, kunjungan lapangan ke tambang.
- Engagement Through Third Parties → Melibatkan akademisi, peneliti, atau organisasi netral dalam menilai dampak operasional perusahaan secara objektif.
- Metode: Kolaborasi riset dengan universitas, publikasi jurnal ilmiah, audit independen.
- Public Relations & Media Engagement → Menggunakan media untuk menyampaikan informasi secara seimbang dan objektif.
- Metode: Press briefing, media visits, kolaborasi dengan influencer atau jurnalis independen.
Contoh Implementasi:
- Mengundang media netral untuk melakukan kunjungan ke site tambang guna memberikan perspektif langsung tentang operasional perusahaan.
- Mengadakan program beasiswa atau penelitian bersama universitas untuk menciptakan kesan positif di kalangan akademisi.
- Mengadakan program beasiswa atau penelitian bersama universitas untuk menciptakan kesan positif di kalangan akademisi.
3. Engagement untuk Oppositional Stakeholders
Oppositional Stakeholders adalah stakeholders yang menentang perusahaan, seperti aktivis lingkungan, masyarakat yang terdampak negatif, serikat pekerja yang tidak puas, atau media yang sering mengkritik industri tambang. Tujuan utama: Mengurangi resistensi, membangun dialog yang lebih konstruktif, atau jika memungkinkan, mengubah mereka menjadi netral atau bahkan mendukung perusahaan.
- Constructive Dialogue & Conflict Resolution → Membuka saluran komunikasi dua arah untuk mendengar keluhan dan mencari solusi bersama.
- Metode: Perundingan tripartit (perusahaan, pemerintah, masyarakat), forum konsultasi, mediasi konflik.
- Community Compensation & Impact Mitigation → Mengatasi masalah yang diangkat oleh kelompok oposisi dengan tindakan nyata.
- Metode: Program relokasi bagi masyarakat terdampak, kompensasi finansial, proyek rehabilitasi lingkungan.
- Transparency & Third-Party Verification → Mengundang pihak independen untuk melakukan audit terhadap dampak sosial dan lingkungan.
- Metode: Environmental Impact Assessment (EIA), audit keberlanjutan oleh lembaga independen.
- Stakeholder Collaboration & Joint Problem Solving → Melibatkan stakeholder oposisi dalam perencanaan solusi bersama untuk isu yang mereka angkat.
- Metode: Kerja sama dengan LSM dalam proyek restorasi lingkungan, kemitraan dalam program konservasi.
- Crisis Communication & Reputation Management → Mengelola krisis komunikasi dengan cepat dan efektif untuk menghindari eskalasi konflik.
- Metode: Tim respons krisis, komunikasi proaktif di media sosial, kampanye media untuk menangkal berita negatif.
- Metode: Tim respons krisis, komunikasi proaktif di media sosial, kampanye media untuk menangkal berita negatif.
Contoh Implementasi:
- Jika serikat pekerja melakukan aksi protes terhadap kebijakan perusahaan, maka dilakukan dialog terbuka dengan perwakilan pekerja untuk mencari solusi bersama.
- Jika LSM lingkungan menentang aktivitas tambang, perusahaan bisa bekerja sama dengan mereka dalam proyek reforestasi atau monitoring dampak lingkungan.
- Jika LSM lingkungan menentang aktivitas tambang, perusahaan bisa bekerja sama dengan mereka dalam proyek reforestasi atau monitoring dampak lingkungan.
Kesimpulan & Best Practices dalam Stakeholder Engagement
Type Stakeholders | Tujuan Engagement | Metode yang Digunakan |
Supportive Stakeholders | Memperkuat dukungan dan memperdalam keterlibatan mereka. | Informasi rutin, kemitraan jangka panjang, insentif, dan pengakuan |
Neutral Stakeholders | Meningkatkan pemahaman mereka dan mencegah mereka menjadi oposisi. | Edukasi publik, media engagement, transparansi data, kolaborasi akademik. |
Oppositional Stakeholders. | Mengurangi resistensi, mencari solusi bersama, atau meredam konflik. | Dialog terbuka, mediasi, transparansi, kompensasi, kolaborasi strategis. |